INDONESIA TETAP TERKORUP DI ASIA PASIFIK

BANDUNG, TRIBUN - Aktivis Front Perjuangan Rakyat (FPR) yang merupakan gabungan FMN, eLSAK, AGRA, HMR, FAMU, menyatakan tahun ini Indonesia mencatatkan nilai 9,07 (dari total 10) alias negara paling korup di Asia Fasifik, di atas Kamboja (peringkat 2) dan Vietnam (peringkat 3).
Peringkat tersebut tidak mengalami pergeseran sejak tahun lalu, dimana Indonesia juga mendapat predikat terkorup dengan raihan nilai 8,32 disusul Thailand (7,63) dan Kamboja (7,25). Padahal sebelumnya, tahun 2008, Indonesia masih menduduki posisi ketiga dengan raihan nilai 7,98, di bawah Filipina (9,0) dan Thailand (8,0). Dari paparan data di atas, dijumpai kesimpulan bahwa Indonesia terus mengalami eskalasi dalam perolehan nilai tingkat korupsi yakni 7,9 (2008) 8,3 (2009), dan 9,07 (2010).
"Inikah hasil dari kampanye perang terhadap korupsi yang digembar-gemborkan SBY di dua periode kepemimpinannya," kata koordinator lapangan aksi, Andi Nuroni, Rabu (8/12).
Andi mengatakan, kasus-kasus baru tersebut bermunculan, seperti kasus Bank Century, Penggelapan Pajak (Gayus), dan lain-lain, sementara kasus-kasus yang lama tidak pernah terselesaikan, sebut saja kasus korupsi Soeharto, Pertamina, Bapindo, BLBI, dan lain sebagainya.
"Agaknya tidak akan lama lagi negeri ini terhegemoni kleptroksi alias negeri yang yang dikuasai oleh para pencuri," katanya.
Andi mengatakan, korupsi merupakan persoalan penting yang penting yang memiliki dampak signifikan terhadap problem kesejahteraan maupun kebudayaan rakyat. Korupsi telah merampas hak rakyat untuk hidup sejahtera. Korupsi telah merampas hak anak bangsa untuk pintar. Hal ini bisa diartikan juga bawa pengabaian pemerintah terhadap berbagai kasus korupsi adalah merupakan pelanggaran HAM terhadap rakyat.
Di sisi lain pemerintah niscaya tidak akan pernah bisa menyelesaikan persoalan ini selama ia tidak memiliki kedaulatan politik, yakni selama ia masih di bawah tekanan (modal investasi dan hutang) asing.
"Hal ini dikarenakan bahwa hakikat dari korupsi adalah sebentuk mental tertindas yang melahirkan motivasi untuk memanfaatkan kesempatan untuk mencuri," katanya. (fam)
(Sumber Berita: Tribun Jabar, Rabu, 8 Desember 2010)
Share:

No comments: