AKSI HARI PEREMPUAN INTERNASIONAL

BANDUNG – Hari Perempuan Internasional disambut aksi unjuk rasa oleh seratusan orang dari Kongres Aliasnsi Serikat Buruh Indonesia (KASBI), di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Bandung, Selasa(8/3) pagi.


Aksi tersebut sebagai bentuk peringatan atas kemenangan gerakan perempuan di seluruh dunia menuntut hak-hak dan kesetaraan bagi kaum perempuan. “Kami memperjuangkan hak-hak perempuan, terutama hak-hak buruhnya. Cuti haid maupun cuti hamil saja harus melewati birokrasi yang berbelit. Kami merasa ini merupakan pelecehan bagi kami. Hentikanlah eksploitasi dan perdagangan perempuan,” ujar Humas KASBI Bandung Raya, Waginah, 30 di sela aksi.

Ia mengatakan, hingga kini kaum perempuan masih belum terbebaskan dari segala bentuk penindasan dan penghisapan. Seperti masalah yang dihadapi kaum buruh perempuan, di antaranya Undang-undang Ketenagakerjaan yang masih diskriminatif, upah rendah, pelecehan seksual, cuti haid maupun cuti hamil yang tidak diberikan dengan layak, kekerasan verbal, pelarangan membangun serikat buruh, dan intimidasi.

Aksi tersebut salah satunya untuk menuntut hak-hak perempuan, terutama kaum buruh. Selain itu, aksi ini merupakan ajang sosialisasi kepada perempuan-perempuan Indonesia, bahwa 8 Maret adalah Hari Perempuan Internasional.

Sementara itu, aksi unjuk rasa pun dilanjutkan oleh Front Perjuangan Rakyat (FPR). Mereka terdiri dari kalangan mahasiswa dan kaum petani. Kali ini, sekitar 600 orang peserta aksi yang notabenenya petani dari Pangalengan, Kabupaten Bandung, pun sekitar 50 orang dari kalangan mahasiswa.

Juru bicara FPR, Yessy, mengatakan, ada beberapa tuntutan dari mereka, di antaranya adalah kelayakan dan kesetaraan upah bagi pekerja perempuan, wujudkan reforma agrarian sejati, penghentian perampasan upah, tanah, kerja, dan sebagainya. Di Pangalengan sendiri, tanah yang seharusnya milik rakyat, ternyata dikuasai pemerintah,” paparnya.

“Peserta aksi yang didominasi oleh kalangan petani ini bermediasi dengan para mahasiswa,” ujar Yessy.(dhi/Job1)
Share:

No comments: